Minggu, 06 November 2011

Filsafat Sejarah
Ø  Filsafat Sejarah Dan Teori Sejarah
Menurut F.R. Ankersmit mengatakan bahwa Filasafat Sejarah adalah sebagai bagian dari bidang Filsafat berkaitan dengan masalah perenungan, bersifat spekulatif, menjawab beberapa pertanyaan yang terkait dalam proses sejarah. Pola apakah yang dapat diamati dalam proses sejarah, siapakah motor penggerak dalam sejarah, dan apakah sasaran terakhir yang dituju oleh proses sejarah.
Teori Sejarah adalah menyusun kembali kepingan-kepingan masa silam sehingga kita dapat mengenal kembali wajahnya.
Menurut saya tentang tulisan ankersmit mengenai filsafat sejarah dia merenungkan apa yang terjadi dalam suatu peristiwa sejarah saja.

Ø  Filsafat Sejarah Spekulatif dan Kritis
Filsafat sejarah spekulatif merupakan suatu perenungan mengenai tabiat atau sifat-sifat proses sejarah.
Filsafat Sejarah Kritis dan keterkaitannya dengan pengkajian Sejarah, keduanya meneliti secara filsafati bagaimana proses pengumpulan pengetahuan terjadi dan bagaimana proses itu dapat dibenarkan dari sudut pandang ke Ilmuan.
Menurut saya Matkul filsafat sejarah mempelajari kritis atau spekulatif  lebih detail yang kritis karena keterkaitannya dengan pengkajian sejarah, bagaimana proses pengumpulan pengetahuan terjadi dan bagaimana proses itu dibenarkan dari sudut pengetahuan.

Pemikiran Filsafat Sejarah Oleh Beberapa Tokoh Sejarawan diantaranya:
Leopond van Ranke
   Sejarawan harus tunduk kepada fakta, sejarawan harus memiliki Integritas, harus objektif, yang berarti ia tidak boleh ,memihak.
Georg W.F. Hegel
    Seluruh sistem Hegel terdiri dari rangkaian-rangkaian dialektis dari Tiga tahap, yaitu Tesis, Antitesis, Sintesis. contoh: Dari Ada-tidak ada-menjadi.
Dialektis merupakan suatu "irama" yang memerintahkan seluruh pemikiran Hegel. Kelemahan Hegel, antara lain bahwa segala sesuati "dicocockkan " dengan struktur dialektis ini, dipaksakan untuk menerima bentuk yang sesuai dengan keseluruhan.
Hegel memandang Sejarah manusia sebagai perwujudan Ide Ilahi yaitu" yang mutlak" dan setiap bagian atau periode Sejarah merupakan suatu langkah terus ke arah penyempurnaan ide yang Ilahi itu.
    Hegel memandang ide itu yaitu mutlak sebagai sebab yang terakhir untuk segala kejadian dan segala realita. Idelah yang menetapkan dan membentuk setiap yang disebut realitadalam setiap fase (periode, langkah perkembangan sejarah).
Covering Law Model (CLM)
   Konsep CLM sebagai bagian dari makna generalisasi sejarah menyatakan bahwa konsep ter sebut mengajarkan bagaimanakah caranya menerangkan masa silam. Menurut CLM suatu gejala sejarah dapat diterangkan, kalau kita kembalikan gejala itu. Bagi penganut CLM yang penting adalah, Eklsplanasi sejarah selalu menyebut sebab suatu kejadian hal itu tidak meniadakan kenyataan bahwa telah disajikan sebuah keterangan Sejarah.
R.G.Collingwood
   Beliau menerangkan tentang konsep peragaan masa silam, pikiran yang melekat pada pelaku sejarah dapat dipentaskan kembali. misalnya melalui rekaan film.
 Menurut pendapat saya dari pendapat para Tokoh Sejarawan yang mendekati adalah pendapat dari R.G.Collingwood dimana beliau menerangkan tentang konsep peragaan masa silam, dan pikiran yang melekat pada pelaku sejarah dipentaskan lagi.

Subyektivitas dan Obyektifitas Sejarah
Menurut saya Subyektivitas adalah pendapat-pendapat dari sejarawan dalam penulisan sejarah yang mereka hanya mementingkan ide-idenya semata.
Obyektivitas sejarah menurut saya upaya untuk mewujudkan kebenaran obyek. Sejarawan berusaha menyusun sejarah seobyektif mungkin, akan tetapi bagaimanapun obyektivitas diusahakan, obyektivitas itu akan tenggelam dalam subyektivitas, sebab untuk dijadikan sejarah, obyek itu harus ditafsirkan oleh subyek.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Pengkajian Sejarah dan Ilmu – Imu Lainnya



Adakah Pengkajian Sejarah Sebuah Ilmu ?
Akhir – akhir ini sering diperdebatkan apakah pengkajian sejarah pengkajian ilmu, cara pertanyaan ini akan dijawab tergantung dari bagaimana pandangan seseorang mengenai ilmu.
Bila orang Inggris menggunakan istilah Science, maka yang dimaksud adalah ilmu Eksakta atau mungkin ilmu sosial, sehingga mereka menjawab pertanyaan tersebut secara negatif.
Sedangkan orang Jerman akan menjawab dengan pasti bahwa kajian sejarah tersebut adalah sebuah kajian ilmu, sebab orang Jerman mengenal “Ilmu Budaya dan Ilmu Sejarah “. Maka dapat disimpulkan bahwa pendirian mengenai sifat ilmiah atau non ilmiah dalam pengkajian sejarah tergantung pada 2 (Dua) variabel :
  1. Jangkauan yang diberikan pada kata ilmu
  2. Apakah kita penganut C.L.M.(Hermeneutika dan Narativisme)
Sejarah dan filsafat-Sejarah Intelektual
Filsafat dan pengkajian sejarah mulai berkembang sejak zaman Fajar Budi (Aufklarung) terutama di Eropa (Jerman dan Perancis), gagasan mengenai filsafat sejarah dikemukakan oleh beberapa tokoh antara lain : Hegel, Burckhard, Friedrick Meinecke dan Karl Marx.
Varian – varian dalam Sejarah intelektual
Pada prakteknya Sejarah Intelektual dibedakan menjadi 2 :
  1.  Sejarah Intelektual.
  2.  Sejarah Ide – Ide.

Comment,,,,,,,,,,,
Menurut saya presentasi dari kelompok 32 bisa dipahami dan enAk. Sejarah bisa masuk dalam segala bidang ilmu pengetahuan meskipun bagi sebagian orang sejarah membosankan.